Program PAPeDa Papua

Program Pelestarian Sumber Daya Alam dan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Adat melalui Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua

The Asia Foundation mengembangkan Program Pelestarian Sumber Daya Alam dan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Adat melalui Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua atau yang disingkat PAPeDA Papua sejak 2018. Program ini dilakukan di 4 kabupaten yakni Kabupaten Jayapura dan Keerom di Provinsi Papua, serta Kabupaten Manokwari Selatan dan Fakfak di Provinsi Papua Barat dengan 5 organisasi masyarakat sipil yakni Pt PPMA, KIPRa, Perkumpulan Mnukwar Papua, GEMAPALA dan PUPUK. Tujuan dari program ini adalah memperkuat masyarakat sekitar hutan termasuk masyarakat adat, kelompok perempuan dan anak muda untuk ikut menjaga dan melestarikan sumber daya alam melalui penguatan praktek pengelolaan pertanian yang berkelanjutan sehingga berdampak pada penghidupan mereka. Ada empat strategi yang digunakan di dalam meningkatkan kelestarian hutan dan penghidupan masyarakat yaitu: Pertama, melakukan pengorganisasian masyarakat untuk pengelolaan pertanian berkelanjutan yang lebih baik. Kedua, memperkuat kapasitas masyarakat dalam pengelolaan pertanian yang berkelanjutan. Ketiga, Meningkatkan rantai nilai komoditas pertanian yang berdampak pada peningkatan penghidupan, dan Keempat, memperbaiki kebijakan daerah yang mendukung penghidupan masyarakat yang berkelanjutan.

Keberhasilan dan Keberlanjutan Masyarakat Melalui Program PAPeDa

Strategi yang dilakukan oleh PAPeDA telah menghasilkan beberapa perubahan, antara lain: Pertama, meningkatnya kapasitas petani dalam mengelola pertanian yang berkelanjutan. Dengan pendampingan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat sipil, kelompok petani telah melakukan pengelolaan lahan pertanian di lahan yang lebih produktif dan tidak mengancam ekosistem yang ada. Seluas 68,77 hektar telah dikelola oleh 36 kelompok tani dengan melibatkan 540 anggota dimana terdapat 331 petani perempuan. Mereka juga telah berhasil menanam 11.100 bibit pohon tanaman keras untuk menambah tutupan hutan dan menjaga dari kerusakan lingkungan. Kedua, tumbuhnya ekonomi ditingkat local. Pendampingan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat telah berhasil meningkatkan produktifitas lahan dan komoditas pertanian. Kelompok petani Kakao di Jayapura telah mendapatkan pesanan bibit kakao lebih dari 200 ribu bibit dengan nilai transaksi lebih dari 3 Milyar rupiah. Sementara kelompok petani Gaharu telah berhasil menjual dan menerima pesanan lebih dari 100 ribu bibit yang setara dengan 600 juta rupiah. Di Kabupaten Manokwari Selatan, keladi yang ditanam berhasil dipanen secara maksimal dan kemudian diolah menjadi tepung dan keripik keladi untuk mengatasi limpahan produksi. Sementara di kabupaten Keerom, kelompok petani berhasil mengembangkan budidaya sereh wangi dan kemudian mengolahnya menjadi produk handsanitizer, balsem cair dan teh celup. Terakhir di Kabupaten Fak-fak, kelompok petani perempuan telah bergabung dalam Koperasi Perempuan untuk memproduksi sirup pala. Keberhasilan panen dan munculnya usaha baru yang dikembangkan tentunya akan menambah penghasilan petani. Ketiga, munculnya dukungan pemerintah daerah dan pemerintah kampung dalam mendorong kebijakan pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan. Dukungan pemerintah kampung dihasilkan dengan keluarnya sejumlah peraturan kampung untuk memperkuat agenda pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan misalnya melalui pengembangan RPJM Kampung Imsar, Kabupaten Jayapura serta pembentukan BUMKam di Kabupaten Fakfak. Pemerintah kampung juga telah mengalokasikan APBKam untuk penguatan agenda tersebut. Dukungan pemerintah kabupaten dilakukan dengan mengembangkan kebijakan TAKE (Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi) yang memberikan insentif fiscal bagi pemerintah kampung yang berkinerja baik dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Jayapura serta pengembangan kampung ekonomi hijau. Keempat, terbentuknya jaringan usaha lintas Tanah Papua. Kegiatan ekonomi kelompok dampingan telah berhasil membangun jaringan usaha dengan kelompok usaha di Aceh untuk pengembangan handsinitizer dan balsem cair, kelompok usaha di Makasar untuk pengembangan komoditas coklat serta pengembangan e-commerce untuk memperluas pasar komoditas masyarakat melalui platform ASMAT atau Advancing Sustainable Market.

Praktek Baik dalam Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan

Program Papeda akan terus bekerja bersama kelompok masyarakat sipil, masyarakat petani dan adat serta para pengambil kebijakan untuk mendukung lebih banyak lagi praktek pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan. Memperluas praktek baik dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan akan memperbaiki pengelolaan hutan dan lahan yang berkelanjutan di tanah Papua.